Setelah Yogya kembali (awal Juli 1949), diadakanlah Konferensi Inter Indonesia pertama yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 19-22 Juli 1949. Ketika konferensi berlangsung, atas usaha masyarakat sendiri diadakanlah pawai rakyat. Terkesan demokrasi sudah berjalan saat itu. Seolah rakyatlah yang mengingatkan pemerintah seperti terlihat pada spanduk terbuat dari bagor ini.
Tampak tulisan, "BAPAKKU, Tetap Langkah Pemuka Rakjat. Dalam Sejarah akan Tetap Tertjatat. DARAH telah mengalir. TJAPAILAH Kemenangan Rakjat." dan sebagainya. Kalau saja bisa didorong kreatifitas demokratis rakyat saat ini pasca 22 Juli 2014 besok, mungkin bisa diredam kecemasan apa yang bakal terjadi pasca pemilu ? Inikan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, mengapa kita harus saling berseteru.
Dahulu saja 65 tahun yang lalu kok rakyat lebih cerdas ? Saat itu menghadap tuntutan perpecahan menjelang KMB, kita bisa bersatu padu demi persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Mestinya sejarah bisa membuat kita cerdas bukan ?