Hotel Inna Garuda adalah hotel dengan sejarah panjang dan tidak dapat dipisahkan dari Yogyakarta. Sejauh ini, nama hotel telah diubah enam kali: Grand Hotel De Djokdja, Hotel Asahi, Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Natour Garuda, dan sekarang Inna Garuda. Berikut adalah sejarah singkat dari Inna Garuda sejak bernama "Grand Hotel De Djokdja" atau "Yogyakarta Hotel".
Dalam penyelesaian Belanda di Indonesia, pemerintah kolonial ingin membangun sebuah hotel di lokasi yang strategis di pusat Yogyakarta, di Jalan Malioboro. Hotel yang dibangun pada tahun 1908 adalah hotel terbesar dan hotel paling mewah di Yogyakarta yang bernama Grand Hotel De Djokdja yang berarti "Hotel Yogyakarta". Hotel ini mulai beroperasi pada tahun 1911 dan hanya menampung tamu-tamu militer Belanda. Pada 1938, hotel ini dibentuk kembali dalam dua sayap di sisi kanan dan kiri dan bangunan utama di tengah. Pada 1942, Jepang datang dan menaklukkan Indonesia, termasuk Yogyakarta dan Grand Hotel De Djokdja. Jepang mengubah nama hotel menjadi Hotel Asahi.
Dengan Proklamasi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia Hotel ini diambil alih oleh Indonesia dan sejalan dengan semangat kebebasan pada waktu itu nama hotel diubah menjadi Hotel Merdeka. Pada 1946, Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia karena situasi politik dan keamanan nasional dan Hotel Merdeka sementara menjadi kompleks kantor untuk kabinet pemerintahan pada waktu itu. Belanda berusaha untuk menaklukkan Indonesia lagi dan perang terjadi antara kolonialis dan tentara Indonesia. Panglima Besar Jenderal Sudirman tinggal di hotel selama beberapa bulan.
Pemerintah Indonesia mengganti nama Hotel Merdeka menjadi Hotel Garuda pada tahun 1950 dan pada tahun 1975 pemerintah memberikan kepercayaan kepada PT. Natour untuk. menjalankan hotel. Foto, Grand Hotel De Djokdja saat berdiri 1911